Haruskah Rafa secepat itu langsung menyerahkan diri ke kantor polisi agar bisa mendekati Nina kembali? Sedangkan urusan Emma saja belum diselesaikan, meski saat ini sedang dalam proses. Sementara Cakra yang ditanya tidak bisa memberikan jawaban, ia hanya bisa terdiam dan berharap ucapan tuannya hanya sekedar lewat saja. Rafa mendesah pelan, kepalanya melirik ke arah waiters yang mengantarkan minuman yang dipesan Cakra untuknya, sementara di meja Nina sudah terhidang menu makanan untuk mereka santap bersama. “Saya mohon jangan mengambil keputusan dalam keadaan emosi, Tuan,” ucap Cakra sangat pelan agar tidak terdengar ke meja sebelah. Rafa menghela napas dalam-dalam, lalu meneguk ice lemon tea-nya. Mungkin ada benarnya kata Cakra ia harus memikirkan ulang sebelum bertindak. Tapi lagi-