Aroma kemenyan begitu menyengat hidung siapa pun jika masuk ke rumah yang berbentuk candi, cahaya lampu yang temaram menambah suasana mistis saat berada di sana. Sejak tadi Emma dan Febiola bulu halusnya bergidik, tengkuknya terasa berat, tapi apa daya mereka sudah berada di rumah yang tidak dikenal, mereka berdua hanya mengikuti kehendak Angela. Angela, Emma, dan Febiola sejak tadi duduk bersimpuh di depan pria yang mengenakan pakaian serupa dengan adat Banten berwarna hitam, lalu semua jemarinya penuh dengan cincin yang bermatakan batu. Tangan pria itu sejak tadi bergerak di atas dupa dan sesajen serta ada foto Nina yang menempel pada boneka kecil yang sepertinya sebelum Angela ke sana sudah mencetaknya terlebih dahulu, kemudian mulut pria itu pun komat kamit entah menyebutkan mantra ap