Rafa menyeka ujung matanya yang masih berair saking bahagianya mendengar Nina sudah menunjukkan respon yang lebih baik meski baru gerakkan tangan dan kaki saja. Langkahnya bergegas cepat meski tubuhnya masih terasa lemas, tapi hatinyalah yang membuat ia kembali bertenaga. Akan tetapi begitu langkahnya tiba di depan ruang ICU, Rafa dicegat oleh Basri sehingga langkahnya terhalang saat mau masuk ke dalam. “Ada yang ingin saya sampaikan padamu,” ucap Basri dengan tatapan tajamnya. “Baik Pak,” balas Rafa tampak pasrah saat menghadapi kakeknya Nina. Mereka tidak menggeser posisi berdirinya, tetap berada di depan ruang yang ditempati oleh Nina. Basri menghunuskan tatapan tajamnya dengan kedua tangannya bersembunyi di balik kantong celana bahannya. “Keberadaan kamu di sini bukan berarti kami