“Ce-cerai.” Suara yang begitu pelan terdengar di telinga Rafa. Sontak saja pria itu menarik wajahnya dari pipi gadis itu. Matanya menatap Nina. “N-Nina ... ka-kamu siuman!” Rafa terkejut luar biasa melihat gadis itu telah membukanya matanya, dan mata sayu itu kini sedang menatapnya, lantas pria itu kembali mencium kedua pipi Nina saking terkejutnya. Sementara Nina sendiri yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya tidak bisa menepis kecupan pria itu saking bahagianya. “Alhamdulillah ya Allah, istriku siuman. Aku akan panggilkan dokter dulu ya,” ucap Rafa bergegas memencet tombol merah, dan ia pun lantas keluar ruangan saking tidak sabaran menunggu dokter tiba. “Dokter, istriku siuman!” seru Rafa memberitahukan sembari berlari kecil menuju tempat dokter jaga. “Alhamdulillah,” ucap