Tubuh Nina gemetaran setelah melihat apa yang terjadi di depan matanya, mata indahnya yang sempat terkejut kini tampak berkaca-kaca, dadanya terasa amat sesak bagaikan dihantam bongkahan batu yang begitu besar. “P-Pak R-Rafa.” Suara Nina bergetar, tangannya ingin sekali menyentuh wajah Rafa yang kini justru mengulum senyum tipis padanya dibalik rasa sakit yang pastinya luar biasa perih, pedih. Lalu, dibalik senyuman itu pula dengan sisa tenaganya Rafa membanting tubuh gadis yang baru saja melakukan penikaman padanya, kemudian membuka masker serta topinya. “Akkh!” pekik Febiola, tubuhnya bergulir di lantai dengan kerasnya. “Febiola!” seru Nina terkejut melihat siapa yang ingin mencelakainya, namun naasnya Rafa melindunginya. Nina yang marah melihat Febiola tidak bisa meluapkannya, ia ke