Aku terduduk di bawah pintu kamarku sambil mengutuki diriku sendiri karena di depan Alden aku selalu tidak bisa berkutik. Barusaha mengatur napas dan debaranku yang masih menggila. Merasa bersalah karena baru kali ini aku berani sejauh itu dengan seorang laki-laki. Dan bodohnya lagi dia adalah milik orang lain dan kebetulan kekasihnya datang saat kami selesai bermesraan dan hal itu membuatku merasa seperti simpanan yang sekarang sedang di sembunyikan dari istri sahnya. Aku sungguh merasa buruk sekali, tapi perasaanku semakin kuat dan membuatku tidak rela jika meninggalkan Alden. Aku mencintainya dan aku tahu dia pun demikian. Dan bohong jika aku tidak menikmati perlakuan mesranya terhadapku sekalipun hingga detik ini masih dihantui rasa bersalah. Aku terlalu sibuk menenangkan diriku sendi