BAB 22. Bia

2441 Kata

Aku terus diam sepanjang perjalan pulang kami. Berusaha kembali memikirkan alasanku semudah itu menyerahkan diri pada penjahat yang entah siapa itu. Sejujurnya aku sudah sangat lelah menjadi sumber masalah baik untuk Alden, kakek, Vino atau Bram karena sejujurnya aku bukan siapa-siapa. Ku pikir jika aku menyerah maka posisi Alden juga tidak sulit, dia tidak perlu memiliki masalah dengan Jeni karena sejujurnya bukannya aku tidak tahu bahwa aku sumber masalahnya, hanya saja aku selalu pura-pura tidak tahu dan berharap banyak pada kedekatan kami. “Apa yang kamu pikirkan? Kenapa menyerah semudah itu pada mereka?” Ucap Alden dengan nada suara yang tidak ramah seperti biasanya. Dia terdengar marah. Aku diam saja tidak berani mentap matanya dan tanpa bisa aku bendung lagi air mataku jatuh. “Demi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN