Aku melihat ada luka parah di hati Alden dan kekasihku itu seperti sedang menimbang-nimbang apakah akan memberitahuku atau tidak. Tebakanku adalah luka yang di deritanya berhubungan denganku. Sejak kami bangun pagi ini, Alden terlihat lebih pendiam dan matanya tampak sedih. Sekarang kami baru saja selesai sarapan, aku mengikutinya menuju halaman belakang. Disana ada sebuah gazebo dengan sofa empuk yang terlihat nyaman. Alden bahkan melamun sembari berjalan sampai tidak sadar aku mengekorinya di belakang. Jika tahu aku berjalan sejauh ini maka dia pasti akan mengomel karena lukaku masih belum sembuh total. “Kamu masih nggak mau cerita?” Tanyaku mengagetkannya. Alden langsung berbalik dan melotot melihatku berdiri di hadapannya. “Ngapain kamu jalan ke sini? Kan aku sudah bilang jangan bany