BAB 36. Bia.

1919 Kata

Aku menatap kepergian Alden dengan perasaan khawatir. Sejujurnya di dalam hatiku masih banyak ketakutan mengenai daerah rumahku mengingat mungkin saja Dio mengawasi di sana dan keterlibatan Alden, Vino dan Bram terhadap masalahku akan memebuat mereka dalam bahaya juga. Jika itu sampai terjadi mungkin aku tidak akan memaafkan diriku sendiri karena sekarang, mereka semua berharga. Setelah punggung Alden menghilang di balik tembok, aku kemudian masuk kembali ke dalam dan mama Noel tersenyum ke arahku dari arah dapur. “Mau teh hangat? Kita ngobrol?” Tawarnya, Aku mengangguk sambil tersenyum lebar. Sesi bercerita di temani teh hangat bersama mama Noel, sekarang sudah menjadi favoritku. “Terimakasih mah tehnya.” Ucapku senang sambil menerima segelas teh hangat darinya. “Sama-sama sayang.” Bal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN