Dalam keadaan Alden terluka parah dan kami masih dalam kepungan para anak buah orang gila yang menurutku tidak masuk akal ini, aku sungguh takut sekali. Aku bukan takut bahwa aku akan terluka atau aku akan meninggal misal saja, yang aku takutkan adalah Alden. Aku takut sekali Alden kenapa-napa, aku takut dia tidak sanggup menahan lukanya hingga kami mendapatkan posisi yang aman. Sehingga yang bisa aku lakukan hanya menangis sambil memeluknya saja. “Aku tidak papa sayang, kamu berhentilan menangis hmm.” Ucapnya mendinginkan aku tapi tetap aku melihat wajah pucatnya aku tidak sanggup. “Maafkan aku.” Isakku lirih. “Jangan minta maaf, kamu baik-baik saja berada di depanku aku udah sangat beeterimakasih.” Bisiknya sambil tersenyum padahal dia terluka parah tapi bisa-bisanya dia masih tersen