Jika Senin adalah hari yang dianggap paling menakutkan, maka aku setuju. Khusus, untuk senin ini saja. Karena hari ini, aku berharap nggak pernah ada. Bukan karena aku membenci senin, tetapi kepergiannya di hari yang kebetulan jatuh pada hari senin hari ini, membuatku dan bahkan seluruh anggota keluargaku yang lain merasakan duka setiap hari ini tiba. Ya, ini hari peringatan kematian ayahku. Entah yang keberapa, aku nggak pernah mau menghitungnya. Aku sudah mandi, memakai baju rapi dan sedang berdiri di depan kaca saat ini. Dari ujung kaki hingga kepala aku sudah siap. Tapi tentu hatiku tak akan pernah siap. Maksudku, siapa yang bisa menerima kematian salah satu orang yang paling dicintai, terlebih jika kematiannya sangat tiba-tiba dan terasa nggak adil. Namun, hidup harus tetap berjala

