26

2125 Kata

Aku menghela napas sambil melihat handphone. Si bayi benar-benar nggak ngasih kabar sama sekali. Dia nggak menelponku atau setidaknya mengirimiku pesan. Bahkan, meski sudah aku kirimi pesan duluan, dia nggak ngasih balasan. Dia juga nggak datang untuk mengantar atau menjemputku. Rasanya, dia menghilang tanpa sebab. Lagi. Nggak tahu alasannya kali ini apa. Sibuk? Bayi macam dia sibuk apa? Ngabisin uang? Aku menghela napas sekali lagi. Kesal tetapi kangen. "Hei, Del. Bengong aja, mikirin apa?" Pertanyaan itu membuat kepalaku tertoleh, menatap bang Izul yang langsung mengacak-acak rambutku lalu duduk di kursi di sampingku. "Nungguin tukang bakso lewat ya?" tebaknya. "Di otak abang, Adel kalau duduk di teras nungguin tukang bakso doang?" sahutku. Bang Izul nyengir. "Trus tukang apa la

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN