27

2247 Kata

"Hm." Cahyani menatapku intens. Aku yang sedang duduk di depannya jadi rada risih karena dia sudah begitu sejak aku menceritakan apa yang terjadi kemarin. Soal aku dan si bayi. Semuanya, termasuk soal kami jadian. "Kenapa sih, Cah?" tanyaku BT, lama-lama jengah dilihat begitu oleh seseorang yang sejenis. Merinding. Cahyani hanya diam, masih menatap dengan senyuman lebar yang menyebalkan. "Aku nggak mau Cah sama bayi. Pas aku udah bisa nyanyi di TK, dia masih dalam proses pembuatan ayah dan ibunya. Aku nggak akan jadian sama si bayi, never. Dia bukan jodohku! Ambil aja kalau mau," cercah Cahyani mengulang kata-kata yang pernah aku katakan padanya. "Bilangnya gitu, malah jadian. Pret," ledek Cahyani dengan bibir yang sengaja dimanyunin. "Jangan gitu dong, Cah," rengekku. "Aku sudah cuk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN