Yuby adalah pembunuh ayah, Del. Kata-kata Bang Izul tergiang-giang di telingaku. Pernyataan itu seolah meruntuhkan tembok kebahagiaan yang baru saja aku bangun. Rasanya, sebagian diriku belum mau percaya dengan semua penjelasan bang Izul. Namun, bang Izul bukanlah seseorang yang akan berbohong atau mengarang cerita, jadi itu nggak mungkin. Jika boleh memilih, aku ingin nggak tahu mengenai kenyataan itu. Seenggaknya, aku ingin lebih lama mengecap manisnya berpacaran dengan Yuby, pacar pertamaku. Namun, sekali lagi, kenyataan memang selalu lebih menyakitkan dari impian. Seandainya aku tahu lebih cepat, mungkin semuanya nggak akan rumit. Namun sekarang sudah terlambat. Hatiku terlanjur terpikat dan mencabutnya lagi itu sulit. Aku menghela napas, mataku terasa dua kali lebih besar dari ukur

