Aku tercenung beberapa detik saat terbangun dari tidurku. Aku mengerjabkan mataku beberapa kali, menyadari bahwa saat ini aku dalam posisi yang membuatku bisa dianggap telah kehilangan kewarasanku. Kepalaku menempel pada d**a seseorang yang terasa empuk, sementara pinggangku dipeluk hangat oleh sebuah tangan kurus tetapi kekar. Harusnya aku menjerit dan bertanya siapa yang berani melakukan pose sok romantis yang bisa dikategorikan pelecehan pada kaum perempuan itu. Namun, agaknya hatiku berkata lain. Lagian apa-apa dengan anggapan pelecehan yang sempat tercetus itu? Aku nggak merasa dilecehkan! Sama sekali nggak! Terlebih orang yang akan dianggap melakukan hal itu padaku adalah si bayi. No! Mau diletakkan dimana harga diriku jika hal itu terjadi? Well, aku belum tahu siapa yang sedang

