Karin menangis keras sembari memeluk sang kakak. Begitu tiba di rumah sakit, Karin disuguhi pemandangan sang mama yang masih menangis dalam pelukan suaminya, sementara sang kakak menahan tangis. Pria itu berdiri dengan sebelah lengan tertumpu pada tembok, lalu keningnya menumpu pada lengan. Membiarkan susunan bata yang berlapis semen itu menahan berat tubuhnya. Abi berulang kali mengambil nafas panjang, kemudian mengeluarkan pelan-pelan. Pria itu ulangi berkali-kali. Sepasang netra pria itu menatap sang istri dan kakak iparnya yang masih sama-sama menangis. Ini pertama kalinya Abi melihat Saka yang biasanya tampil dengan wajah jahil tersebut—menangis. Sekalipun pria itu saat ini menahan isaknya agar tidak keluar, namun air mata yang turun deras itu memperlihatkan seberapa keras tangisnya.