Abi tidak bisa membiarkan Saka dan orang tuanya terus bertengkar. Dia yang orang lain—merasa tidak nyaman berada di antara anak, dan sepasang orang tua yang masih terus berdebat. Dan dia menjadi bagian dalam perdebatan mereka. Abi menahan Saka yang sudah terbakar emosi lantaran orang tuanya masih kukuh ingin menikahkan Karin dengan Vandi. “Sudah Saka. Jangan sampai darah tinggi mereka kumat.” Abi tidak punya niatan mengejek, atau menghina. Orang yang sudah berumur memang cenderung mempunya tekanan darah tinggi, dan kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Tanpa ia sadar, kalimatnya justru kembali memantik rasa marah mama Karin. “Kamu mendoakan saya darah tinggi?!!” wanita itu tidak terima. Berdiri, mama Karin menunjuk Abi, dengan sepasang mata melotot. Abi meringis. Sepasang bi