Abi merasakan kepalanya begitu penuh. Selama perjalanan nyaris satu jam di atas awan, pria itu terus saja menghela nafasnya—hingga membuat seorang pemuda yang duduk di sampingnya jengah. Saka dengan jelas sudah menentukan sikapnya. Ia siap menjadi wali nikah sang adik, tapi … pria itu akan berbalik arah menentangnya, ketika ia tidak bisa mendapatkan restu dari orang tuanya sendiri. Dan itu akan menjadi sesuatu yang tidak mudah. Abi melangkah gontai menyusuri lorong yang akan membawanya kembali memasuki bandara Ahmad Yani. Beberapa orang melewatinya. Mereka sepertinya sudah tidak sabar ingin segera sampai tujuannya, atau mungkin sudah sangat ingin bertemu dengan seseorang yang sudah menunggu mereka di luar sana. Sedangkan Abi? Langkah kakinya kali ini terasa begitu berat. Bukan karena ia