Malam itu, Abi tidak bisa memejamkan matanya. Setelah Karin tertidur, Abi keluar dari kamar. Pria itu membawa langkah kakinya keluar rumah, lalu duduk di bangku teras rumahnya. Mengeluarkan rokok yang sempat ia sambar dari atas meja kamarnya, Abi mulai menyulut satu batang nikotin tersebut. Sudah cukup lama Abi berhenti merokok, namun masalah yang ia hadapi selama satu tahun terakhir, membuatnya kembali menyambangi teman lamanya tersebut. Abi menarik dalam-dalam asap dari batang rokok yang terbakar, lalu mengeluarkannya perlahan melalui mulut yang sedikit terbuka. Sepasang mata pria itu menerawang jauh ke depan—menembus kegelapan malam. Isi kepalanya benar-benar penuh. Benaknya berkecamuk. Menyimpan rasa marah ternyata begitu melelahkan. Tidak hanya melelahkan, tapi juga menggerogoti ke