Karin menghembuskan nafas lega, begitu taxi yang ia tumpangi dari bandara—berhenti di depan rumah milik sang kekasih. “Terima kasih, Pak.” Karin mengulurkan uang pembayaran, yang disambut pengemudi taxi sembari menganggukkan kepala. Pria yang duduk di balik kemudi tersebut, kemudian meraih handel pintu, dan mendorongnya. Dia keluar terlebih dahulu, kemudian berjalan cepat ke arah belakang mobilnya. Turun dari taxi, Karin mengedarkan matanya. Bersyukur sudah berada di depan rumah yang ia tuju, sekalipun sang pemilik yang ingin segera ia temui—masih ada di luar sana. Karin kemudian menghela langkahnya menghampiri pengemudi taxi yang menarik koper besar miliknya. Sekali lagi Karin mengucap terima kasih, sebelum membawa langkahnya menghampiri pintu besi yang tidak sepongah milik keluargany