Rainer bergegas keluar dari dalam mobil, dengan kepala mendongak dan melihat ke arah jendela kamar. Berharap, Lily menyembul dari sana dan melihat kedatangannya. Namun, bukannya menyembul. Lampu kamar tiba-tiba saja padam. Rainer kembali berusaha menghubungi Lily. Dahinya mengernyit, karena kini nomornya telah diblokir. "Oh astaga! Sepertinya dia benar-benar marah," gumamnya. Rainer kembali ke pintu depan. Ia berusaha mengetuk pintu kembali. Namun, tak ada seorang pun yang membukakan pintu baginya. Putus asa. Rainer memilih untuk kembali ke dalam mobil. Ia menunggu di dalam sana. Berharap segera pagi dan Lily segera keluar untuk dapat ia temui. Keesokkan harinya. Rainer terbangun saat mendengar kicauan burung di pagi hari. Ia menarik kedua tangannya ke atas untuk meregangkan otot-ot