"Kenapa pergi? Padahal, baru sebentar kita bertemu. Kamu juga belum selesai menyuapi aku. Tapi kamu malah pergi begitu saja," ucap Rainer, dengan napas terengah, disertai ringisan, karena menahan rasa nyeri di kakinya. Ia memutuskan untuk menyusul Lily. Meskipun seharusnya, ia beristirahat, setelah kecelakaan yang menimpanya pagi tadi. "Sepertinya, kakiku kram. Apa kamu tidak membiarkan aku masuk, agar aku bisa duduk." Lily tersadar, setelah sempat mematung karena shock, saat melihat Rainer yang datang ke rumahnya. Ia menggeser tubuhnya untuk membiarkan Rainer masuk. Rainer melangkah masuk dengan perlahan dan terpincang-pincang. Lily nampak bingung sendiri, ingin menolong, tapi tidak bisa dan lagipula, Rainer pasti akan melarangnya seperti tadi. Dengan susah payah, Rainer mencapai sof