Mawar masih belum juga sadarkan diri. Mirna menggenggam tangan menantunya dengan erat, sambil terus memberikan pijatan-pijatan kecil, agar Mawar cepat siuman tak lupa memakaikan minyak kayu putih juga. Benar saja, tak lama setelah Mirna memberikan minyak kayu putih pada leher dan di dekat hidung Mawar. Wanita itu mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Matanya terasa sangat berat, apalagi setelah beberapa jam terus menangis. Samar-samar dia melihat Mirna sedang tersenyum hangat ke arahannya. "Mama," lirih Mawar sambil menahan tangis. "Iya, Sayang. Yang sabar, ya? Kamu nggak sendirian, kok. Masih ada mama, papa sama Juna yang bakal temenin kamu." Mirna tak menyebutkan nama Rendra, karena anak itu bahkan tak terlihat batang hidungnya di saat mertuanya meninggal. "Maafin kesalahan mama, y

