Mawar masih berendam di dalam bathtub, dirinya benar-benar kacau. Air matanya pun masih mengalir dengan deras, membasahi pipinya yang kini terlihat agak chubby. "Jangan nangis, Mawar! Kamu harus kuat!" Mawar menguatkan dirinya sendiri. Tetapi percuma, yang ada dirinya malah semakin sesak. Sesak karena mengetahui suaminya berbohong, dan lebih parahnya menginap di rumah wanita lain. Beberapa kali Mawar menyeka air matanya, ingin berhenti menangis, takut anak yang ada di dalam perutnya ikutan menangis. Setelah cukup tenang, sayup-sayup Mawar mendengar pintu kamar mandi diketuk dari luar. "Sayang?" Mawar tersenyum getir, mendengar suaminya memanggil dirinya dengan panggilan sayang. Bagaimana bisa kamu memanggilku dengan panggilan sayang. Saat kamu sudah menghabiskan malam bersama w

