44

1188 Kata

Walaupun masih ada rasa benci pada Ical, Sinta mencoba meredamnya. Setiap kali melihat wajah Ical, dia teringat saat sang ayah menelantarkan dia dan menggandeng Ical untuk masuk ke rumah. Sakit sekali dianak tirikan oleh ayah kandung sendiri demi seseorang yang tidak punya ikatan darah. Rasa sakit itu masih Sinta rasakan sampai saat ini. Dia pun butuh tenaga lebih untuk menghilangkan semua perasaan itu. Dengan berat hati, Sinta membiarkan Ical mencium punggung tangannya. Sinta hanya diam, bahkan tidak menatap Ical agar semua kebencian di dalam hatinya tidak dia tampakkan di depan Ical dan Puri. “Kalau gitu, aku pulang dulu, ya. Tante, Puri. Selamat siang,” pamit Ical. Menyadari ada sesuatu yang tidak enak, Ical pun memutuskan untuk pergi. Dia pun harus mengurusi kantor lagi agar proyek

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN