Ical benar-benar tidak mau Puri terus marah padanya. Dia pun mencoba berkeliling rumah, siapa tahu ada jalan untuk bisa bicara dengan Puri. Dengan pakaian rapi, Ical justru berjalan di sisi rumah Puri yang belum di aspal. Dengan jalanan penuh batu-batu kecil, Ical menyusuri tepi tembok rumah Puri. Sesekali sepatu Ical terpeleset bebatuan kecil dan hampir jatuh, tapi Ical tidak menyerah. Dia tetap menyusuri tepi rumah Puri dan berharap dia bisa menemukan jalan agar bisa bicara dengan Puri. “Aduh, kok, nggak ada pintu belakang, ya? Jendela juga nggak ada,” gumam Ical hampir putus asa. Rasa takut dan panik membuat Ical tidak konsen dalam memperhatikan sisi rumah Puri. Padahal rumah Puri ada pintu belakang, hanya saja warnanya sama dengan warna cat tembok sehingga orang asing sering mengi