Kesal dengan dari telpon Ical yang tak kunjung berhenti, Puri pun terpaksa mengangkatnya. “Apa, sih, telpon mulu? Ini udah malem tahu, aku mau tidur,” omel Puri kesal. “Syukurlah kalau kamu nggak papa. Kamu beneran nggak papa?” ucap Ical merasa bersyukur karena pikiran buruk tentang Puri tidaklah benar. Sebelumnya Ical merasa sangat gelisah karena memikirkan Puri yang tanpa sengaja menelponnya dan langsung mematikan telpon tanpa ucapan apapun. Ditambah dengan Puri yang tidak mengangkat telpon dalam jangka waktu yang lama, semakin memperkuat rasa takut dan pikiran buruk tentang Puri. Dia takut Puri kenapa-kenapa. Begitu Puri mengangkat telpon dan terdengar omelan khas dari wanita itu, Ical merasa sangat lega. “Iyalah, bener. Nggak papa. Emang aku kenapa?” Puri masih kesal. “Saya tak