95. Slipped Into You – END

3211 Kata

Pagi-pagi sekali, Mas Dhika sudah membangunkanku. Seperti rencana semula, tujuan kami pagi ini adalah ke pantai untuk menyaksikan sunrise. Setelah bangun, aku dan Mas Dhika langsung mandi keramas bergantian. Jangan harap aku bisa lari dari yang satu ini. Gara-gara kemarin malam aku bilang ‘besok’, maka tadi malam Mas Dhika menagihnya. Tidak bisa dinego dan diganggu gugat. “Mas, aku udah bikinin teh. Biar anget.” “Oke.” Setelah subuh bersama, kami duduk di pantri dekat dapur. Teh yang kubuat masih mengepul. Aku mengenakan jaket tebal karena dingin, begitu pun Mas Dhika. Rambut kami sudah kering karena aku membawa hair dryer. “Lama-lama kamu udah hafal sama takaran gulaku, Sya,” ucap Mas Dhika setelah menyeruput teh. “Ini beneran pas sesuai seleraku.” “Iya, dong. Harus.” Aku menyerupu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN