76. Namanya Juga Pengantin Baru

2453 Kata

Pagi-pagi aku bangun lebih dulu. Perutku sudah jauh mendingan. Rasa nyeri tinggal sedikit saja. Aku langsung ke kamar mandi untuk melakukan rutinitas pagi. Jam kini sudah menunjukkan pukul setengah lima kurang. Mas Dhika belum ada tanda-tanda akan bangun. Aku akan membangunkannya sebentar lagi. Begitu selesai dari kamar mandi, aku membereskan barang-barang yang semalam masih agak berserakan karena aku tak kuat untuk beberes. Termasuk itu barang-barang Mas Dhika. Kopernya masih tergeletak begitu saja di dekat meja. Setelah kurasa cukup, aku segera menuju ranjang. Aku tersenyum melihat mata Mas Dhika yang masih terpejam rapat. Tadi saat aku bangun, dekapannya sudah longgar. Tangan kirinya juga sudah tak lagi kutiduri. Kalau sampai iya, bisa dijamin ketika bangun akan terasa kebas. “Mas,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN