IYA. Itu adalah jawaban yang pasti kuberikan tanpa ragu. Aku juga mengangguk berulang kali, membuat Mas Dhika segera mengenakan cincin yang teramat cantik itu di jemari tangan kiriku. Untuk pertama kalinya, aku memeluk Mas Dhika lebih dulu. Rasa haru dan bahagia bercampur jadi satu. Jujur, aku benar-benar tidak menyangka kalau Mas Dhika akan melamarku hari ini. Jangankan menduga akan dilamar, berpikir ke arah sana pun aku tidak. Aku hanya mengira Mas Dhika mengajakku makan sampai sejauh ini sekadar untuk quality time setelah kami LDR sebulan. Kecurigaanku hanya mengarah ke sana, tidak lebih. Malam ini benar-benar melampaui ekspektasiku. Tidak cukup mengenalkanku ke Mbak Alin, Mas Dhika juga mengikatku dengan hubungan yang langsung serius. “Mas Dhika ...” panggilku pelan. Saat ini kami