89. Peluru Dendam

1907 Kata

Dhika’s POV  Beberapa jam sebelum kejadian ... Papa baru saja mengabari kalau beliau akan datang menyusul karena kebetulan beliau sedang berada di dekat lokasi pembangunan cabang pertama Raja Bagus di Jakarta. Beliau ingin bertemu denganku setelah aku bilang beberapa hari yang lalu diserempet orang yang mencurigakan. Aku sempat ingin merahasiakan masalah ini dari Papa, tetapi akhirnya aku jujur saja karena dari awal memang beliau sudah tahu tentang apa yang kualami, yakni diganggu orang yang sampai detik ini belum diketahui identitasnya. Ya, gangguan itu kudapatkan tidak lama setelah aku dan Desya menikah secara agama di Jakarta. Aku tidak pernah membayangkan dalam hidupku akan mengalami gangguan— atau sebut saja teror. Aku merasa tidak punya musuh, tetapi gangguan itu tiba-tiba data

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN