*** “Lebih cepat, Arlo! Kapan kita sampai kalau jalan seperti siput begini?!” bentak Al kepada Arlo. Tidak sabaran. Pria itu duduk di depan, di samping sopir, sementara Al berada di belakang bersama Jihan yang masih pingsan. Wajahnya terlihat cemas ketika sesekali melirik sang menantu yang terbaring lemah. “Baik, Tuan,” sahut Arlo di depan. Si asisten tampan itu beralih menatap sopir. “Tambahkan kecepatannya!” perintahnya dengan tegas. Sang sopir mengangguk sigap dan segera menambah kecepatan. Mobil hitam gelap yang mereka kendarai melesat lebih cepat dari sebelumnya. Di belakang mereka, mobil Dominic dan Michael mengikuti dengan kecepatan yang serupa. Di belakang mobil mereka, mobil-mobil lain dari keluarga inti menyusul. Tak lama kemudian, Al tiba di rumah sakit yang dituju. Mobil b