*** "Fùck!" Dominic mengumpat dengan kasar, frustasi karena Al tak kunjung menjawab panggilan teleponnya. Ia menjauhkan ponsel canggih itu dari telinga dan mengangkatnya ke depan wajah, menatap layar dengan geram. "Mengapa dia tidak menjawab teleponku?! Bahkan tidak membalas pesanku. Ya Tuhan… jangan katakan kalau Michael sudah menikahi putriku. Jangan… jangan sampai itu terjadi, kumohon..." Dominic mengusap keringat yang muncul di dahi dengan punggung tangan sebelum melempar ponsel tersebut ke kursi kosong di sampingnya. Ia menatap fokus ke jalan, menambah kecepatan mobilnya. Dominic sudah tak peduli dengan bunyi klakson dari kendaraan lain akibat cara menyetirnya yang ugal-ugalan. Ia bahkan tampak tidak memperhatikan keselamatannya sendiri, karena pikirannya hanya tertuju pada satu