Monica, yang kini melangkah pelan menuju altar, bisa merasakan tatapan semua orang menelanjangi dirinya. Beberapa menggeleng tak percaya, beberapa berbisik sambil tersenyum sinis. Namun, di balik semua itu, ia menegakkan punggungnya. Tangannya bergetar ketika menyentuh buket bunga pengantin yang sempat dijatuhkan Amelia. Ia berdiri di sisi Kenneth. Sejenak, Monica menoleh dan menatap wajah pria yang sejak dulu diam-diam ia inginkan. Tatapan Kenneth dingin, menusuk, membuat bulu kuduknya meremang. Upacara dimulai kembali. Pastor yang terlihat canggung membaca sumpah dengan suara tercekat. “Apakah Anda, Kenneth Jackson, bersedia menerima Monica Davis sebagai istri sah Anda…?” Kenneth tidak menjawab. Rahangnya mengeras, seolah menahan rasa mual. Sementara semua mata tertuju padanya. Hen

