Napas Caleb seolah tertahan mendengar pertanyaan Huda. “Lupakan saja, Huda. Aku memang tidak pantas mencintai Lovely,” ujarnya lirih dan pelan. “Kenapa kamu berkata seperti itu, Caleb?” tanya Huda, tidak mengerti sepenuhnya sikap murung suaminya. “Dia menolakku,” ujar Caleb akhirnya, dan dia tampak lega setelah mengungkapkan. Huda mendengus tersenyum, mengingat sikap Caleb selama ini terhadapnya. Dia yang muda dulu semena-mena terhadap kaum perempuan yang dia suka, pun tidak pernah mengalami penolakan karena dia gagah sempurna dan banyak uang. “Kamu harus mencoba mengerti Lovely, Caleb. Hidupnya yang kesusahan dan dipenuhi kekecewaan. Aku yakin dia telah melewati masa-masa sulit, hamil dan menanggung sendiri. Kejadian umum, dia hamil dan orang yang menghamilinya yang tidak mau bertan