"Minggu depan lo udah boleh pulang." "Wah, serius?" ujar seorang gadis dengan antusias. "Iya tadi gue barusan nanya sama dokter." "Ih, Kak Alex sekarang perhatian deh..." gadis itu mengedipkan sebelah matanya. "Jijik." "Alah, jijik-jijik suka kan?" "Pede lo!" "Hahaha." Pleura tertawa lepas, tawanya indah bagai mentari yang bersinar terang. Meskipun sebuah impus membalut tangannya tapi gadis itu tetap ceria. Seolah tidak terjadi apa-apa. "Kapan Kak, kita jadian? Lama bener perasaan." pernyataan dari gadis itu mampu membuat pria yang duduk disampingnya bungkam. Apa ia tidak salah dengar kan? "Kok diam Kak? Jawab dong." setelah Pleura berkata, pintu kamar terbuka menampilkan seorang suster dengan membawa Lunch Box. Alhamdulillah, batin Alex. "Permisi, maaf mengganggu waktunya. Ini