Part 6

968 Kata
Sesampainya di ruang tamu, Alex melihat sosok gadis dengan rambut tergerai yang sedang membelakangi dirinya. Tidak mau basa-basi, Alex langsung menepuk pundak gadis itu. "Siapa lo?" Gadis itupun menoleh. "Lo?!" "Hai kak." sapa gadis itu yang tak lain adalah Pleura. "Ngapain lo disini, tau darimana rumah gue?!" "Aku di kasih tahu kak Tomi." Dalam hati Alex mengumpat Tomi yang sudah memberitahu rumahnya. Sahabatnya itu memang baik namun sudah terlewat batas baiknya. "Rumah kak Alex bagus ya, aku suka interiornya." "Norak." kata Alex dingin, Lalu matanya teralihkan pada koper di samping sofa yang Pleura duduki. "Itu koper apaan?" "Koper aku." "Kenapa lo bawa kesini?" "Aku kan sementara mau tinggal di rumah kak Alex." kata Pleura tanpa dosa. "APA?!" "Kak Alex lupa ya?" "Apaansih loh, bukannya udah gue bilang lo gak boleh tinggal di rumah gue?! Kenapa lo ngeyel sih!" "Aku gak punya rumah kak." "Ya bodo amat, emangnya gue pikirin. Mau lo tinggal di kolong jembatan kek, tinggal di atas pohon kek, gue gak peduli!" "T-tapi pas aku pingsan kelempar bola basket, kakak nolongin aku. Pas aku pingsan di gedung tua juga, kak Alex nolongin aku. Terus kenapa sekarang kakak gak mau nolongin aku? Aku butuh tempat tinggal kak." tutur Pleura panjang. "Lo pikir dengan gue nolongin lo sewaktu lo pingsan itu gue peduli sama lo gitu," Alex tertawa sinis lalu melanjutkan kalimatnya. "Gue nolong lo karena gue lihat orang-orang di sekitar gak ada yang nolongin lo bodoh! Kalau gue gak nolong orang yang pingsan di depan mata gue, image gue di mata Anak SMA Twilight bakal hancur. Lo tahu kan gue ketos dan kapten basket? Gue mempunyai image yang tinggi di mata mereka!" "J-jadi kak Alex nolongin aku, hanya sebatas ingin menaikkan image? Bukan rasa peduli?" "Nah, itu lo tahu!" "Sekarang, lo buruan pergi dari rumah gue!" usir Alex. "Gak, aku gak mau pergi. Aku mau disini." "Gak usah lebay lo, buruan pergi!" Alex menarik tangan Pleura kasar menuju pintu keluar. Karena kurang tenaga, akhirnya Pleura kalah. Alex mendorong Pleura keluar dan langsung menutup rapat-rapat pintu rumahnya. Tok.. Tok.. "Kak Alex, bukakan pintunya!" "Aku mohon, jika aku udah ada uang aku gak akan tinggal di rumah kak Alex lagi!" "Cuman kak Alex orang baik yang pernah aku temui selain kak Tomi!" Tok.. Tok.. "LIAN!" teriak Alex menggema di seluruh ruangan. "I-iya tuan, ada apa?" "Usir gadis itu!" "T-tapi tuan, saya kasihan melihatnya." "Saya bilang usir ya usir, kamu gak usah drama king kayak Tomi!" "B-baik tuan." *** Tmi P P P P Lex. Ap? Tmi.  5 menit lagi gue ke rumah lo. Ngpin Tmi.  Be a be!  Ya Main lah b***t! Read. Tik.. Tik..  Terdengar bunyi hujan. Alex berjalan menuju balkon untuk menutup pintu full mirror-nya agar tidak terkena hujan. Alex terkejut melihat gadis yang tiduran di samping gerbang rumahnya sembari hujan-hujanan. "SIAPA DI SITU?" teriak Alex kencang dari atas balkon. Gadis itu menoleh. "PLEURA!" Alex terkejut mendengarnya. Bukankah Lian sudah mengusirnya? "NGAPAIN LO TIDURAN DI SITU BODOH! PULANG SANA!" "AKU KAN GAK PUNYA RUMAH, MAKANYA AKU DI SINI NUNGGUIN KAK ALEX BUKAIN PINTU!" "GAK AKAN!" "YAUDAH AKU DISINI AJA SAMPAI HUJAN REDA." "TERSERAH." kata Alex pusing lalu mengabaikan Pleura. Alex tak habis pikir dengan jalan pikiran Pleura, sudah di usir tapi tetap saja sabar menunggu. *** Pukul 19.00 "ALEX!" teriak Tomi yang memasuki kamar Alex. "Udah sampai lo?" "Jangan pura-pura gak tau Lex, itu kenapa ada cewek hujan hujanan, gak lo bolehin masuk?!" Alex menaikkan alisnya satu "Lo kenal?" "Lex, jangan drama dulu. Gue serius." "Gue gak drama." "Kenapa lo gak bolehin masuk? Dia udah 3 jam hujan hujanan nunggu lo bukain gerbang!" "3 jam, tau dari mana lo? Bukannya lo barusan sampai?" "Dia cerita sama gue tadi, kasihan gue liatnya." "Siapa suruh dia nunggu di situ, gue suruh pulang malah gak mau yaudah terserah dia." ucap Alex tak acuh. "Begini ya kelakuan lo, lo ketos tapi gak punya rasa peduli. Gimana Twilight bisa maju kalo ketosnya aja kayak gini." Tomi kesal sendiri. "Bodo amat." "Gue bakal bongkar semua kelakuan nakal lo di depan murid sekolah! Kalau lo gak bolehin cewek itu masuk!" "Maksud lo?" "Gue bakal sebarin ke grup WA, bahwa lo sebenarnya itu pencitraan. Di sekolah lo sok kalem tapi kalo di rumah, ngerokok, minum alkohol, --" "Yaudah iya, gue bawa masuk tuh cewek!" potong Alex kesal lalu bergerak membukakan gerbang. Jika bukan karena sahabatnya dan image Alex di sekolah. Sungguh Alex tidak mau melakukan ini. *** "YA ALLAH, BAGUS BANGET KAMARNYA!" pekik Pleura girang ketika Alex mengantarkannya ke kamar tamu. "Kamar tamunya aja kayak gini, apa lagi kamar kak Alex ya?" "Gak usah dusun sih lo, berisik!" ketus Alex kesal. "Ih, sumpah kak. Aku berasa minep di hotel bintang lima!" "Jangan dusun bisa gak?" "Gak bisa!" kata Pleura yang lalu memeluk Alex senang. "Makasih kak, udah beri aku tempat tinggal." Alex mendengus kesal dan langsung melepaskan pelukan Pleura. "Gak usah peluk-peluk! Lebay!" Alex melotot. "Eh, maaf kak aku khilaf." "Gak nyangka aku, kamar tamunya sebagus ini." sambung Pleura kembali. "Sampai kapan lo mau muji-muji kamar ini? Lo gak inget sama koper lo?" "Eh, hahaha. Iya aku lupa." Pleura cengengesan dan langsung membawa koper itu masuk ke kamar. Akibat kepolosannya serta tingkahnya yang seperti anak kecil membuatnya lupa akan kopernya. *** "Lex, gue seneng, lo beri Pleura tempat tinggal." Tomi tersenyum. "Lo seneng, tapi gue menderita!" Tomi terkekeh kecil mendengar celotehan Alex. "Bro gue cabut ya, Nyokap telpon." Alex hanya mengangguk. "Oh iya, jagain bener-beber ya itu si Pleura nya. Kasihan dia gak punya siapa-siapa." "Dih, kenapa jadi lo yang nyuruh gue?!" "Karena kan sekarang dia tinggal di rumah lo." "Ya suruh dia urus diri dia sendiri lah,  jangan suruh gue jagain." "Lex, image lo ada di tangan g--" "Yaudah, sana-sana lo pergi." Alex mendengus lalu mendorong Tomi keluar. Sahabatnya itu memang suka mengancamnya dengan seenak jidat. Image image dan image. Alex pusing sendiri mendengarnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN