Pleura meringis menahan perih saat ia menumpahkan setetes obat merah ke dalam luka di tangannya. Ternyata goresan cutter Jesylin masih terasa perih di tangannya. Pleura tak habis pikir dengan Jesylin yang selalu menyiksanya terus-terusan. Ia ingin sekali cepat-cepat pulang ke rumah untuk beristirahat. Ah, kenapa bel pulang sekolah tidak kunjung berbunyi sih? Hari ini sungguh melelahkan baginya. "Pleura, lo di cariin bu Tuti di ruang guru." ucap Fino sang ketua kelas tiba-tiba. "Untuk?" "Gak tahu." "Oh, oke makasih." Pleura pun langsung bergegas menuju ruang guru. Di sepanjang jalan menuju ruang guru, Pleura melihat murid cowok sedang asyik bermain bulu tangkis, di sisi kanan ada kumpulan murid yang cewek sedang asyik berselfie ria dengan pose yang tak kalah narsis dengan artis-artis