"Pak, belum tidur? Aku mau bicara, boleh?" Nara tadinya berniat mengecek Elang yang tidur di ruang tamu, tetapi dia melihat pintu rumahnya masih terbuka dan Radi duduk di serambi sendirian. "Bapak belum bisa tidur. Mau bicara apa, Nak? Bicara saja. Bapak akan mendengarkan apa yang kamu mau bicarakan." ujar Radi lembut. Mereka memang dekat, sangat dekat. Radi juga sangat mencintai putrinya. "Bapak tahu darimana aku tinggal satu atap dengan Elang? Aku tidak keberatan sama sekali, dan aku tahu kami salah. Aku hanya ingin tahu saja." Nara yang sudah duduk di samping Radi mengajukan pertanyaan itu dengan sangat hati-hati. Dia tentu tidak ingin menyinggung ayahnya. "Dari seseorang. Bapak sudah janji untuk tidak menyebut nama dia di depan kamu. Awalnya bapak marah dan berniat memisahkan kali