Nara terus berusaha memberontak. Walau kenyataannya hampir tidak ada celah untuk dia lepas dari lelaki penguntit itu. Nara benar-benar ketakutan. Dia tidak menyangka akan berada di posisi menakutkan seperti saat ini. Lelaki itu memojokkan Nara ke sudut ruangan. Jarak di antara mereka benar-benar terkikis. Lelaki itu juga nemegang kedua tangan Nara dengan posisi di atas kepala. Wanita itu tidak bisa berontak lagi. Lelaki itu semakin merapatkan tubuhnya pada Nara. "Kamu! Lepaskan aku sekarang! Kamu sudah gila?" omel Nara kesal. Dia tidak suci dilecehkan oleh lelaki itu. "Aku memang gila karenamu, Sayang. Kamu tidak berniat meninggalkan Elang untuk bersamaku? Aku punya segalanya, setara dengan suamimu. Jadi kenapa kamu tidak memilihku saja? Dulu saat kita masih duduk di bangku SMP, kamu b