Kinanti masuk dengan tergesa ke ruang kecil di sebelah ballroom tempat mereka akan menggelar pesta pertunangan sore ini. Begitu menerima telepon dari Mariana yang mengabarkan bahwa ada sesuatu yang penting, Kinanti langsung datang bersama suami dan putranya. “Ri, ada apa?” Kinanti menghampiri Mariana yang tengah duduk dengan wajah cemas di sisi Radian. “Nan, Mia hilang,” bisik Mariana takut. “Kok, bisa?” Kinanti terlihat kaget. Mariana menggeleng panik. “Aku juga enggak tahu, Nan.” “Sudah dicari?” tanya Freddy yang berdiri di sisi Kinanti. “Sudah, tapi masalahnya Mia enggak bawa handphonenya, jadi enggak bisa dihubungi.” “Aduh!” desah Kinanti cemas. “Nan, aku minta maaf ya.” Mariana meraih tangan Kinanti dan memegangnya erat-erat. Wajahnya terlihat diliputi rasa bersalah. “Aku en