"Mas, gue takut …." Entah sudah keberapa kalinya Mia mengeluhkan ketakutannya pada Martin. Sejak keduanya berangkat dari apartemen menuju hotel tempat orang tua mereka tengah menginap sekaligus tempat digelarnya pesta pertunangan sore nanti, Mia sudah berkali-kali mengatakan bahwa dirinya takut. Sekarang, saat mereka berjalan menyusuri koridor menuju kamar hotel yang Mariana dan Radian tempati, ketakutan Mia semakin bertambah dan rasanya ia ingin kabur saja. "Lo harus tenang, Dek.” Martin meraih bahu Mia dan meremasnya. “Lo enggak boleh keliatan mencurigakan sama sekali. Pokoknya ikutin aja semua yang udah gue kasih tau. Lo masih inget kan?" "Masih." Mia mengangguk pelan. Sejak semalam, Mia terus merapal rencana yang Martin susun dalam kepalanya. Berulang-ulang tanpa henti hingga ia bisa