Alesha berjalan menuju halte untuk menunggu jemputan. Mang Ujang tadi menelepon mengatakan sebentar lagi sampai. Ia duduk di kursi tunggu halte. Melirik jam tangan yang menunjukkan pukul lima sore. Karena dirinya ikut dalam seleksi anggota OSIS baru sehingga menyebabkan pulang melewati jam yang seharusnya. Untungnya ia sudah mengabari orang tuanya perihal kepulangannya yang telat. Jika ia tidak mengabari maka siap-siap saja kepanikan melanda keluarganya karena dirinya yang tidak kunjung pulang. Seheboh itulah papa dan mamanya jika sudah panik. Katanya mereka tidak ingin putri sulung mereka yang imut-imut ini hilang. Oh ayolah, Alesha sudah kelas satu SMA. Umurnya sudah enam belas tahun. Ia sudah besar. Tidak mungkin lupa jalan pulang. Tidak mungkin hilang. Zaman sekarang sudah canggih. T
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari