bc

BUKAN CINTA PALSU

book_age16+
9
IKUTI
1K
BACA
contract marriage
HE
blue collar
sweet
city
office/work place
like
intro-logo
Uraian

Cahaya Senja memiliki seorang ibu yang kata tetangganya norak. Memang mereka baru pindah dari desa. Setelah menamatkan kuliahnya, Aya begitu nama panggilan Cahaya mulai bekerja di sebuah perusahaan sebagai Humas. Ia menghubungkan antara perusahaan dan publik dengan kemampuan komunikasinya yang sangat bagus. Aya adalah anak pertama yang bertanggung jawab terhadap dua adiknya yang masih kuliah.

Ada saja hal yang membuat Aya pusing dengan tindakan ibunya di kompleks tempat tinggalnya. Aya tak pernah memarahi ibunya. Ia hanya meminta maaf dan mohon mereka maklum pada tindakan ibunya yang kadang membuat tetangga mereka terusik.

Aya sudah hampir berumur 27 tahun namun ia belum memikirkan untuk menikah, selain alasan adik ada satu alasan yang Aya simpan sendiri kenapa ia trauma menjalin hubungan dengan laki laki. Aya sibuk dengan pekerjaannya.

Satu hari ketika ia menjadi panitia di acara perusahaan ayahnya, ibunya menampar CEO pemilik perusahaan karna menyangka ia adalah kekasih yang pernah mengkhianati Aya. Aya terpaksa meminta maaf pada atasannya itu dan bersedia untuk mundur dari perusahaan

CEO Surya grup bernama Surya Wijaya malah meminta Aya mengajak kerja sama untuk membuat ibu tirinya kesal dengan mengatakan kalau mereka adalah pasangan kekasih karna ibu tirinya terus menjodohkannya dengan wanita wanita anak dari pemilik perusahaan lain yang akan membuat perusahaan semakin kuat,

Ibu tirinya tidak menyukai pacar Surya yang berasal dari keluarga miskin. Namun Aya menolaknya, ia tak ingin perasaan seorang ibu dipermainkan. Namun Surya terus mengikat Aya dengan tugas tugas yang membuat mereka selalu bersama. Aya juga benci punya hubungan dengan orang kaya dan terlibat dalam kehidupan mereka. Ia punya harga diri yang harus tunjukan pada keluarga mantan pacarnya yang pernah menghinanya.

Dari kebersamaan itu membuat Aya merasa aneh dengan perasaannya. Ia tak ingin terlibat lagi dengan para CEO itu, Aya menghilang dari perusahaan dan membuka usaha di rumahnya. Satu hari ibunya jatuh sakit, Suryalah yang membawanya ke sana. Ibunya meminta menikah dan langsung disetujui oleh Surya. Aya menentang keinginan ibunya itu. Kedua adiknya mendukung karna mereka butuh biaya untuk membayar hutang hutang keluarga. Aya tahu alasan Surya adalah agar sang ibu tiri semakin sakit hati

Akhirnya menikah tapi dengan satu syarat, Surya harus seperti orang orang biasa di kompleks tempat tinggal Aya. hal ini dilakukan Aya agar laki laki itu menyerah dan meninggalkannya hingga ia tak perlu merasa bersalah dengan siapapun. Aya tahu, ia hanyalah pelarian mantan bosnya dari kekasihnya yang sudah menikah dengan orang lain.

Aya semakin tersiksa dengan perasaannya, ia sudah janji tidak akan jatuh cinta lagi. Sementara Surya mulai menerima rasa kehilangan. Namun tak mudah meyakini Aya akan sebuah pernyataan cinta dan mengatakan pada Surya kalau perbedaan mereka bagai langit dan bumi. Mereka pun berpisah, namun Aya tak bisa melupakan Surya. Ia harus mengakui kalau perasaannya itu benar adanya

chap-preview
Pratinjau gratis
Teka teki
Di sebuah kubikel kantoran pada saat jam istirahat. Beberapa karyawan sedang berkumpul di meja karyawan bernama Cahaya. " Lihat gue dapat love s**m dari siapa ? " ujar Aya, begitu ia dipanggil. Dua orang temannya datang mendekatkan mata mereka pada ponsel Aya. Mereka terbelalak dan terbahak bersama. " Gila ! itu foto pak Surya di catut penipu " ucap karyawan dengan nametag, Messy. Aya terus mengetik dan geleng geleng kepala. " Siapa tau itu bener dia Ay..., gue denger dia sudah lama ngejomblo sejak mantan pacarnya menikah. Patah hati mungkin, jadi nyariin cewek buat dimain mainin " ucapan Messy disambut tawa yang lain. " Lu kira pak Surya punya waktu buat hal begituan, makanya kalau dapat pesan pesan love s**m itu coba dipikir baik baik. Si penipu akan mengirimkan kata kata manis setiap hari. Lu tiba tiba jadi bidadari yang cantik aduhai. Lihat pertemanannya non, semuanya cewek, masa orang penting seperti itu semua temannya cewek " " Yaa...deh " " Eh..ngomong ngomong apa pendapat lu tentang pak Surya " tanya Wanda yang kembali mendekati Aya. Keduanya saling pandang dan mengulum senyum. Kena Aya dikerjai. Gadis itu akan nyerocos dengan bahasa bijak tapi kadang pahit juga. " Pak Surya..Hmmm...baik dia baik. Tapi nggak bisa diajak ngobrol, paling pelit kata. Mungkin curhat sama dia, lu disuruh masuk jurang daripada nangisin cinta atau kalau dia jadi dokter lu ngeluh sakit bakal disuntik mati ! Ha..ha..ha " Aya tertawa lebar. Kedua temannya saling pandang dan menyembunyikan senyum. Sebuah deheman membuat Aya berhenti tertawa. Ia menoleh kebelakang dan meringis melihat siapa yang berdiri di belakang mejanya. Kedua temannya lari ngacir setelah menyapa sang bos. Di tangga darurat mereka tertawa terbahak menertawakan kesialan Aya. Aya mengepalkan tangannya saat atasannya sudah masuk ruangan. Memang tak ada teguran yang ia dengar, bosnya itu hanya melihat sekilas lalu berjalan melewati meja Aya. Tapi Aya merasa cukup malu sudah ketahuan menggosip dan membuat pernyataan yang menyinggung sang bos. Ia memukul bibirnya sendiri. Keesokannya Aya mendiamkan kedua temannya itu. Ia makan siang di mejanya tidak ke kantin seperti biasa. Ia bawa makan siang buatan ibunya. Tiba tiba atasannya menghubungi. " Aya...tolong temui pak Surya katakan kalau saya mengalami kecelakaan jadi saya tak bisa kembali kekantor " " Apa pak ? kecelakaan ? bapak bagaimana sekarang ? gimana keadaan pak Daffa " " Hanya lecet lecet Ya, sekarang saya di rumah sakit " Aya mengetuk ragu ruang CEO perusahaan itu. Mengingat omongannya kemarin, ia jadi malu sendiri. Tapi kalau ada kesempatan ia akan minta maaf. " Masuk ! " perintah didalam membuat jantung Aya berdebar hebat. " Permisi pak, maaf saya menganggu. Tadi pak Daffa menghubungi saya, dia bilang dia mengalami kecelakaan pak, sekarang dia ada dumah sakit " jelas Aya dengan posisi berdiri berjarak tiga meter dari Surya. Laki laki itu berhenti menulis dan memandang Aya dengan datar. " Duduk ! " titahnya yang membuat Aya terkejut. Ia sangka ia akan langsung di suruh keluar. Aya buru buru duduk dan merasa canggung karna beberapa saat sang bos tak memberi respon apa apa. " Kamu gantikan pak Daffa menemui klien, siapkan berkas berkasnya yang sudah ada di meja bos kamu " " Eh...? " tanya Aya meminta pengulangan kalimat kalau ia tidak salah dengar. " Kamu tahu saya tidak suka mengulang perintah ! " sentaknya yang membuat suasana jantung Aya semakin tidak aman. " Baik pak " ucap Aya yang langsung berdiri. " Saya belum suruh kamu keluar " Aya semakin salah tingkah. Ia duduk lagi. Beberapa detik ia disuruh menunggu. " Saya tunggu kamu di mobil saya " ucapnya lalu menyambar jas yang ada di sandaran kursi. Aya ikut berdiri dan mendahului sang bos. Ia ingat kalau itu ia tak sopan, ia menunjukan jempolnya agar Surya berjalan lebih dahulu. Aya tergesa gesa ke basement, semua lift penuh. Ia akhirnya memakai tangga darurat agar cepat sampai ia berlari menuruni tangga hingga peluh bercucuran di dahinya. Wanda dan Messy terbahak dengan sikap kalang kabut Aya mengikuti perintah atasan mereka yang terkenal dingin. Aya sampai di depan mobil bos dan membuka pintu belakang. " Duduk di depan " ucap Surya setelah menurunkan kaca. Aya mengangguk dan membuka pintu depan. Ia duduk disamping atasannya yang menghidupkan mesin mobil. Mereka meluncur ke suatu tempat. Terjadi keheningan yang cukup lama. Aya tak berani buka suara. " Kamu nggak nanya kita mau kemana ? " tanya Surya setelah lima belas menit mereka diam. Aya berdehem menetralkan hatinya, ia pilih kosakata yang pantas untuk menjawab pertanyaan bosnya. " Kita akan menemui klien kan pak ? " Aya balik bertanya. Sepasang mata itu melihatnya sekilas lalu kembali fokus menyetir. " Kamu pikir saya nggak punya rasa peka terhadap karyawan saya. Kita ke rumah sakit, jenguk pak Daffa " jawab Surya yang membuat Aya menelan ludahnya. Ia rasa sang bos sedang menyindirnya gara gara ucapannya kemarin. Ia memukul bibirnya. " Maaf pak atas ucapan saya kemarin " " Kenapa harus minta maaf kalau apa yang kamu simpulkan itu menurut kejujuran kamu, saya nggak memaksa orang harus menganggap saya baik " Rasanya pahit betul kerongkongannya. Aya hanya tertunduk. " Apa kamu acak acakan begini saat bertemu klien ? Kamu tahu kan kesan pertama akan mendapat penilaian apa ? " " Tadi liftnya penuh pak, saya harus turun tangga biar tidak membuat bapak menunggu " " Saya tidak pernah menyuruh kamu buru buru. Saya hanya bilang saya tunggu di mobil mengerti " " Astagaaa...kenapa buram benar kesan pertama pergi dengan bos "keluh Aya dalam hati. Ia menarik nafas dalam. Setelah itu tak ada lagi percakapan. Mereka sampai di rumah sakit. Aya melihat sisi lain dari sang bos yang dingin itu. Ia terburu menuju kamar rawat pak Daffa yang diberitahukan perawat. Tampak sekali wajah itu khawatir. " Kenapa harus dipaksakan mengantar surat itu pakai motor pak, saya tahu kondisi bapak masih belum sehat " ucapnya sambil mencium tangan laki laki lima puluh tahun itu. Aya menatap heran, pak Daffa adalah bawahan Surya tapi kelihatan sekali hubungan mereka bukan sekedar atasan dan bawahan. " Saya nggak mau mengecewakan kamu, Surya. Kamu harus dapat memenangkan tender itu " Kok sekarang manggil kamu. Ada hubungan apa mereka ?

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
32.3K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.2K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.7K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Desahan Sang Biduan

read
36.8K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook