Tiga Puluh Lima

1696 Kata

Renata mencoba tersenyum ketika melihat Safiza yang sudah diinfus dalam ruang rawat. “Ga, kenapa aku harus melahirkan sekarang?” tanya Safiza pada Regan yang berkutat dengan perasaannya sendiri yang berkecamuk di dadanya. “Bayi kita sudah waktunya dilahirkan Za,” bohong Regan, mencoba menenangkan sang istri. “Tapi keadaannya baik-baik saja kan?” tanya Safiza yang dihinggapi rasa cemas. Regan pun mengangguk. “Yuk, kamu sudah siap kan?” ujar Regan. “Renata kenapa nangis?” tanya Safiza, melihat ke Renata yang masih terisak, tak kuat melihat wajah sang kakak yang masih merasa baik-baik saja. Tanpa dia ketahui bahwa dia telah kehilangan bayi yang selama ini berada dalam penantian panjangnya. “Dia masih sedih atas kepergian mama dan papa,” ujar Regan. Lalu Safiza pun merentangkan tang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN