Tiga Puluh Enam

1705 Kata

Sementara itu dirumah sakit, Safiza masih terdiam akan kenyataan yang menimpanya. Wajahnya pucat dan pandangannya datar. Regan sudah memberitahukan tentang bayi mereka dan Safiza bahkan tak mau melihat wajah sang bayi yang akan dimakamkan oleh Regan saat itu juga. Safiza masih tak percaya bahwa dia kehilangan lagi bayi dalam kandungannya. Dia sangat terpukul dan tertekan. Ibu Safiza tampak masih marah di hadapan putrinya, mereka hanya berdua di dalam ruang rawat VVIP itu karena ayah Safiza ikut melaksanakan upacara pemakaman cucunya bersama Regan. “Kamu bodoh atau t***l sih!” geram ibu Safiza sambil menggebrak apel yang dikupasnya di meja! Safiza menoleh pada sang ibu yang sudah mengacungkan pisau yang tadi digunakan untuk mengupas apel itu ke arahnya. “Hamil saja tidak becus! Bahka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN