Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Safiza diperbolehkan pulang kerumah karena kondisinya sudah lebih baik meskipun rasa kehilangan masih sangat kentara di wajahnya. Renata menyambut Safiza di pintu depan, wajah Safiza sangat pucat dan matanya sembab, sepertinya dia terus menangisi kehilangan janin dari rahimnya. “Kak,” panggil Renata dengan mata sedih, Safiza hanya memberikan senyum getirnya. Safiza melewati Renata, saat ini dia digamit oleh Regan sang suami yang juga tampak kusut. Kehilangan tak hanya dirasakan oleh Renata karena dirinya juga sangat mencintai anak dalam kandungan sang istri dan sedih ditinggalkan begitu saja tanpa sempat memeluknya. Dan yang paling membuatnya kecewa, bahwa selama istrinya dirawat tiga hari itu, tak sekalipun orang tuanya datang berkun