“Kabur!” decih Regan memasuki ruangan Renata, Renata hanya menahan tawanya dan kembali berkutat dengan proposal yang telah ditumpuk di meja. “Bagaimana rasanya pegangan tangan sama laki-laki?” ledek Renata membuat Regan mendengus. “Belva kemana sih?” tanya Regan memperhatikan Renata yang tampak sangat sibuk mengecek proposal itu sendirian. “Lagi beli makan di kantin,” ujar Renata. “Kamu biasa makan di ruang kerja?” tanya Regan. Renata hanya mengangguk. “Terlalu banyak kerjaan, makan diluar kalau ada pertemuan dengan direksi atau investor aja,” tutur Renata. “Sekarang kita makan diluar yuk, temenin aku,” ucap Regan. Renata pun menutup proposal dan meletakkan di sisi kanan, untuk proposal yang telah dibaca. Lalu dia melakukan panggilan dengan Belva dan memintanya menyiapkan mobil