Eps. 28 Jangan Pergi, Please!

1253 Kata

Suara motor yang meraung ternyata bukan suara satu motor. Mahesa melihat bayangan mendekat dari arah jalan kecil di samping rumah. Empat orang pria berperawakan kekar dengan pakaian kumal dan penuh tato muncul dengan langkah pongah. Wajah mereka keras dan penuh ancaman. Salah satu dari mereka—yang tampaknya pemimpin—menggenggam rantai motor di tangannya. “Hey, kau yang namanya Mahesa, ya?” seru pria itu sambil mendekat. “Kami ke sini mau nagih jatah. Tiap panen, kau harus setor. Semua petani di sini tahu aturannya.” Mahesa menyipitkan mata, berdiri tegak menghadapi mereka. “Panen itu hasil kerja keras, bukan buat dikasih ke tukang pungli.” Pria bertato itu terkekeh sinis. !“Salah orang kayaknya kau Bang. Di kampung ini, kami yang bikin aturan.” Tanpa aba-aba, salah satu preman melayan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN