Ternyata punya sahabat enaknya tuh gini. Yah, walau gak bisa setiap saat ada, tapi setidaknya saat Raila terpuruk, Vira datang dan sedikit menghibur. Mereka berdua mengenang masa lalu saat bersama di kampus. Raila sampai sakit perut karena terus tertawa. Vira memesan banyak makanan ke apartemen Raila. Semua makanan yang enak-enak. Yah, namanya juga Raila. Bukan Raila kalau tak bisa tergoda dengan ujian makanan. Sesedih apapun itu, makanan terlalu memikat di mata dan perutnya. "La, makan yok!" ajak Vira sambil mencium aroma iga bakar dengan mata merem melek. Mau sih, tapi gengsi, woi! Lagi sedih masa masih kelihatan doyan makan, huhu. Mana pake merem melek begitu lagi si Vira. Raila terus perang batin. "Gue lagi sedih, a***y! Gak selera makan!" ucap Raila tanpa melihat ke meja yang penu

